PERANANAN SOFT SKILLS BAGI MAHASISWA YANG AKAN BEKERJA MAUPUN MEMBUAT
LAPANGAN PEKERJAAN
Oleh : Lukman
Rismansyah
Mahasiswa D3
Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bandung
Abstrak
Kesuksesan
seseorang di dalam dunia kerja, bukan karena faktor kemampuan akademisnya.
Bukan karena kemampuan teknikal/ hard skills seseorang. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa, kesuksesan seseorang di dalam dunia kerja itu bukan
didasarkan karena kemampuan teknikal. Kemampuan teknikal hanya menyumbang
sebesar sepeluh persen untuk kesuksesannya, dan sisanya 80 persen disumbang
oleh kemampuan non akademis atau biasa disebut soft skills. Soft skills
saat ini adalah penunjang bagi seseorang yang akan bekerja maupun membuat
lapangan pekerjaan. hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan lebih
memilih calon tenaga kerja yang memiliki kemampuan soft skills yang sangat baik tetapi hard skillnya kurang.
Dibandingkan memilih calon tenaga kerja yang memiliki kemampuan hard skill
mumpuni tetapi kemampuan soft skills
nya kurang. Mereka beranggapan bahwa memberikan keterampilan teknikal lebih
mudah dibandingkan memberikan keterampilan soft
skills. Karena soft skills itu
tumbuh dari masing-masing orang yang tumbuh karena kebiasaan. Tak hanya bagi
tenaga kerja, bagi seseorang yang akan membuat lapangan kerja pun, harus
mempunyai kemampuan soft skills.
Berinteraksi dengan orang lain adalah hal yang sangat lumrah dilakukan oleh
seorang wirausahawan. Masih ada banyak lagi soft
skills yang harus diperlukan oleh seorang wirausahawan. Bagi kita seorang
mahasiswa yang akan meneruskan karir setelah lulus dari perkuliahan, haruslah
memiliki beberapa soft skills yang mutlak
dan perlu di kembangkan di dalam dunia pendidikan tinggi dan kehidupan
sehari-sehari. Hal itu dimaksudkan untuk membuat kesuksesan akan jauh lebih
mudah dicapai dan karir yang sedang dibangun akan terus merangkak naik sesuai
dengan apa yang di impikan
Kata
kunci : Mahasiswa, Soft Skills,
Tenaga Kerja, Wirausaha
PENDAHULUAN
Saat
ini, mahasiswa begitu sangat menginginkan pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) yang sangat tinggi. Mereka beranggapan bahwa, jika mempunyai Indeks
Prestasi Kumulatif yang sangat tinggi, akan mempermudah jalan mereka diterima
bekerja di Perusahaan yang mereka idamkan. Hal itu tidaklah salah dan juga
tidak terlalu tepat untuk beranggapan demikian. Nyatanya saat ini, Perusahaan
tidak selalu melihat mahasiswa dengan predikat IPK tinggi, tetapi perusahaan
juga melihat dari indeks yang lain. Indeks yang lain itu ialah bagaimana
mahasiswa mempunyai kemampuan soft skills
yang baik. Dalam (Ahmed, Piers, Beg, & Capretz, 2011), Bolton (1986)
menemukan hasil penelitiannya bahwa 80 persen individu, yang gagal dalam
pekerjaannya, bukanlah dikarenakan keterbatasan akan kemampuan teknikalnya,
justru lebih dikarenakan keterbatasannya menjalin hubungan baik dengan
lingkungan dan individu-individu lain disekitarnya. Selain itu juga penelitian
dari Harvard University, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa kesuksesan
seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis
(hard skill), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skills). Penelitian ini
mengungkapkan kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% dengan hard skill dan
sisanya 80% dengan soft skills.
Oleh
karena itu, pada saat ini perusahaan-perusahaan sangat memperhatikan akan
faktor soft skills bagi calon-calon
tenaga kerja yang akan direkrutnya. Menurut
penelitian dari Aurino Rilman Adam Djamaris dalam Jurnal nya yang
berjudul Analisis Faktor Kompetensi Soft
skills Mahasiswa Yang Dibutuhkan Dunia Kerja Berdasarkan Persepsi Manajer Dan
HRD Perusahaan, dikatakan bahwa ada enam belas faktor kompetensi soft skills mahasiswa yang dibutuhkan
oleh dunia kerja berdasarkan persepsi manajer dan pihak HRD perusahaan, yaitu ;
1) keterampilan kepemimpinan yang berjiwa wirausaha, 2) keterampilan komunikasi
secara oral, 3) kemampuan komunikasi ide efektif dalam tim, 4) kepemimpinan
dalam penyelesaian masalah (problem solving), 5) keterampilan berpikir dan
menyelesaikan masalah dan mengkomunikasikannya, 6) emphatic dan perilaku
positif, 7) komitmen organisasional, 8) keterampilan kepemimpinan dalam tim, 9)
keterampilan membuat proposal usaha, 10) keterampilan komunikasi non-verbal,
11) keterampilan memberikan pelatihan, coach,
encourage kepada tim, 12) berjiwa wirausaha dengan etika dan perilaku
positif, 13) profesionalisme dalam bekerja, 14) keterampilan memberikan
tanggapan dengan baik, 15) keterampilan berkomunikasi secara lisan, dan 16)
keterampilan kerja dalam tim dan kemampuan pendelegasian.
Tenaga
kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung
akan kebutuhan dalam persaingan di dalam dunia kerja di samping kecerdasan
intelektual. Kemampuan soft skills,
termasuk ke dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah Kemampuan
mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri,
Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan
dengan orang lain (Goleman, Boyatzis, & McKee, 2002). Keterampilan soft skills tenaga kerja, dalam
perkembangannya banyak disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari
didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh lingkungan
sosial. Dan jika kita menilik dalam konteks mahasiswa, pengembangan soft skills bisa dikembangakan di dunia
kampus nya masing-masing tergantung bagaimana mahasiswa itu bisa
memanfaatkannya. Karena banyak sekali faktor-faktor yang bisa mempengaruhi
perkembangan soft skills di
lingkungan kampus. Terlebih apabila mahasiswa mengikuti sebuah organisasi di
kampusnya, maka mahasiswa tersebut melatih kemampuan soft skills mereka tanpa mereka sadari. Karena dalam hakikatnya
organisasi di dalam kampus bisa menjadi gambaran kecil bagaimana nanti kita
berada di dalam dunia kerja dalam suatu perusahaan. Di dalam perusahaan kita
juga akan berorganisasi bahkan struktur organisasi di dalam perusahaan akan
jauh lebih besar, bekerja sama secara tim, dan juga berkomunikasi kepada sesama
rekan kerja, kepada bawahan sampai ke berkomunikasi kepada atasan.
Tak
hanya bagi para pencari kerja, soft
skills juga dibutuhkan bagi para mahasiswa ataupun seseorang yang akan
membuka bisnis baru atau berwirausaha. Tak hanya menjadi tenaga kerja, bagi
orang yang membuka lapangan pekerjaan, mereka juga dituntut mempunyai soft skills yang beberapa diantaranya
sama dengan yang dibutuhkan bagi tenaga kerja. Tapi selain itu ada juga
beberapa soft skills yang harus
mutlak dimiliki oleh pencipta lapangan pekerjaan. Maka dari itu paper ini
dibuat, karena untuk mengetahui betapa pentingnya kemampuan soft skills bagi mahasiswa di dalam
mencari kerja maupun membuat lapangan kerja. Paper ini mengambil referensi dari
tiga buah jurnal dan juga sumber-sumber lain yang berhubungan tentang soft skills dan kewirausahaan.
ISI
SOFT
SKILLS?
Dalam
dunia kerja yang dibutuhkan tidak hanya kepintaran teknikal/ akademik saja,
namun juga kepintaran non akademik sangat di perhatikan. Dalam lembaga
pendidikan formal, biasanya lebih ditekankan kepada kemampuan akademik.
Sedangkan kemampuan non akademik tidak terlalu begitu di perhatikan. Pada
kenyataanya dalam dunia kerja, selain kita harus menyelesaikan tugas sesuai job description nya masing-masing sesuai
dengan kemampuan akademiknya, kita juga dituntut harus beradaptasi di dalam
ruang lingkup dunia kerja kita. Hard
Skill atau biasa disebut dengan kemampuan akademis, sedangkan kemampuan non
akademis biasa disebut Soft skills.
Hard skills meliputi penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan
teknikal yang berhubungan dengan disiplin ilmunya. Sedangkan soft skills adalah keterampilan
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan
keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) untuk kerja
secara maksimal. Berthal mengemukakan (dalam Muqowim, 2012: 5), soft skills diartikan sebagai perilaku
personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja
manusia. Sedangkan menurut Putra dan Pratiwi (2005: 5) soft skills adalah kemampuan-kemampuan tak terlihat yang diperlukan
untuk sukses, misalnya kemampuan berkomunikasi, kejujuran/integritas dan
lain-lain.
Menurut
Sailah (2007:11) soft skills
didefinisikan sebagai “Personal and
interpersonal behaviour that develop and maximize human performance (e.g.
coaching, team building, initiative, decision making, etc.). Soft skills does
not include technical skill such as financial computing and assembly skills.” Definisi
tersebut dapat dimaknai bahwa perilaku hubungan antar pribadi dan dengan
pribadinya sendiri dikembangkan dan kinerja manusianya dioptimalkan (misalnya,
forum pelatihan, bekerjasama dalam tim, inisiatif, pengambilan keputusan
komunikasi, kemampuan beradaptasi, conflict solution, kepemimpinan, pemecahan
masalah, dll.). Soft skills tidak
meliputi keterampilan teknikal seperti keterampilan perhitungan finansial.
Prastiwi memaparkan (2011: 3). Secara umum soft
skills diartikan sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis,
yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Jika
kita melihat paparan definisi tentang soft
skills menurut para ahli diatas, bisa kita maknai bahwa soft skills itu terbagi menjadi dua,
yaitu Intrapersonal skill dan Interpersonal skill. Lalu apa yang dimaksud
dengan Intrapersonal skill dan Interpersonal skill? Intrapersonal skill adalah
keterampilan dimana kita mengatur diri sendiri. Ini adalah hal yang paling utama
sebelum dimana seseorang akan menjalin hubungan dengan orang lain. Beberapa
contoh Intrapersonal skill antara lain ; Transformasi karakter, manajemen
waktu, percaya diri, dan proaktif. Sedangkan Interpersonal skill adalah
keterampilan berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan kelompok
masyarakat dan lingkungan kerja serta interaksi antar individu. Beberapa contoh
Interpersonal skill antara lain; kemampuan berkomunikasi, keterampilan
kepemimpinan, keterampilan negosiasi, keterampilan berbicara di depan umum, dan
kerjasama tim.
MENGAPA
BUTUH SOFT SKILLS ?
Jika
kita mempunyai hard skill yang sangat bagus, tetapi kita mempunyai soft skills yang kurang baik, itu akan
menjadi catatan negatif saat kita akan mencari pekerjaan ke perusahaan. Saat
ini perusahaan cenderung mencari tenaga kerja yang memiliki kepribadian yang
baik walaupun hard skill nya yang kurang. Memberikan keterampilan akademis akan
jauh lebih mudah dibandingkan pembentukan karakter. Soft skills bersumber dari karakter pribadi yang berasal dari
didikan lingkungan sekitarnya. Pembentukan karakter memang harus membutuhkan
waktu yang lama, terlebih bagi orang-orang yang tidak mempunyai motivasi untuk
merubahnya. Karakter itu muncul dari kebiasaan-kebiasaan. Jika seseorang sudah
terbiasa dengan apa yang dilakukannya, maka itu akan menjadi sebuah karakter.
Karena soft skills itu muncul dari
karakter pribadi, maka kita harus merubah diri kita membiasakan diri untuk
melatih soft skills kita. Dalam
konteks kita sebagai mahasiswa, keterampilan soft skills kita bisa dilatih melalui pendidikan formal maupun di
luar pendidikan non formal. Menurut Nasaruddin Salam, sejauh ini dalam upaya
pengembangan soft skills, khususnya
di dunia perguruan tinggi presentase dari soft
skills hanya berkisar sepuluh persen. Sisanya adalah hard skill yakni ada
90 persen. Ini berdasarkan sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini bertolak
belakang dengan yang seharusnya terjadi bahwa seseorang harus lah lebih banyak
memiliki soft skillss lebih besar
ketimbang hard skill. Ini berarti kontribusi soft skills yang dibutuhkan pada dunia kerja cukup tinggi, sehingga
dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki soft
skills baik.
Dalam
pendidikan formal, salah satu contoh untuk pengembangan soft skills bisa di dapat dalam pendidikan pembentukan karakter (Characther Building). Di dalam Characther Building umumnya menekankan
pada sisi intrapersonal skills masing-masing. Seperti contoh; Transforming Characther, Time Management, Berpikir
Kreatif, dan Goal Setting. Beberapa
contoh intrapersonal skills tadi seharusnya harus dimiliki oleh mahasiswa. Dan
beberapa contoh sudah bisa menjadi karakter pribadi yang bisa menguntungkan
mahasiswa. Terlebih bagi mahasiswa yang akan mencari pekerjaan ataupun membuat
pekerjaan. Tak hanya intrapersonal skills
saja yang di ajarkan dalam pendidikan pembentukan karakter, tapi juga di
ajarkan tentang interpersonal skills.
Seperti contoh; bekerja secara tim, kemampuan berkomunikasi, dan kepemimpinan.
Hal itu sangat lah mutlak harus dimiliki oleh mahasiswa dalam menjalin hubungan
dengan orang lain.
Dalam mengasah kemampuan soft skills di luar pendidikan formal,
terlebih di dalam lingkungan kampus bagi mahasiswa, banyak sekali lingkungan
yang dapat mendukung untuk melatih kemampuan soft skills. Kebalikan dari pendidikan formal, dalam melatih
kemampuan soft skills dari lingkungan
sekitar yang paling menonjol adalah dalam interpersonal skills nya. Banyak
sekali lingkungan yang dapat melatih kemampuan soft skills kita. Menurut Suyanto (2005) untuk menguasai kemampuan
soft skill yang berupa kecerdasan emosi dan spiritual kepada mahasiswa dapat
dilakukan melalui bentuk kegiatan kemahasiswaan yang dapat memberikan
pengalaman nyata yang akan membantunya ketika mereka terjun ke masyarakat
(dunia kerja). Di mulai dari yang paling awal, organisasi di dalam kelas.
Terlihat seperti sederhana , namun di dalam organisasi kelas kita sudah dapat
melatih soft skills kita. Seperti,
kemampuan berbicara di depan umum, leadership skills, menjalin hubungan dengan
dosen, dan kemampuan berkomunikasi. Lalu jika berjalan keluar , kemampuan soft skills bisa di dapat melalui
Himpunan Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Badan Legislatif dan Yudikatif
Mahasiswa, dan juga bisa di dapat dari organisasi luar kampus. Di sana kita
akan dapat banyak melatih soft skills
kita. Seperti, berbicara di depan publik, communication skills, kemampuan
menjalin relasi, leadership skills, bekerja sama secara tim, dan masih banyak
yang lainnya. Jika kita tidak mempunyai pengalaman dalam berorganisasi
sebelumnya, mungkin akan sulit untuk mengikuti dalam melatih kemampuan soft skills. Tetapi itu bukan masalah.
Karena segala sesuatu tidak ada yang instan, terlebih dalam melatih soft skills. Melatih soft skills adalah sebuah proses yang
membutuhkan waktu. Tetapi kita juga harus punya motivasi diri untuk melatih
kemampuan tersebut. Tiga atau empat tahun di dunia kampus dirasa sangat cukup
untuk mengembangkan kemampuan soft skills
dan hard skills kita.
Dalam melatih hard skills di dapat
dalam pendidikan formal kampus. Sedangkan melatih soft skills di dapat di luar pendidikan formal kampus. Kita harus
sangat bisa memanfaatkan waktu selama kita berada di kampus. Karena dua skills
ini sangatlah penting, sebagai bekal kita untuk mengarungi kehidupan seusai
lulus dari dunia kampus. Tetapi yang harus di perhatikan, komposisi seseorang
harus lah memiliki kemampuan soft skills
yang lebih banyak dibandingkan hard skills. Lalu, apakah perlu juga peranan soft skills di dalam membentuk lapangan
kerja? Ya sangat lah perlu. Kita harus bisa menjalin relasi, harus mempunyai
motivasi dalam membangun bisnis, kemampuan memecahkan masalah, dan masih banyak
hal-hal lain yang harus di perhatikan dan harus dimiliki oleh seorang entepreneur. Soft skills dan hard skills
merupakan paduan yang harus terintegrasi agar lulusan mahasiswa dapat mencari
pekerjaan dengan mudah dan juga membuat usaha sendiri.
SOFT SKILLS
BAGI TENAGA KERJA
Bagi sebagian besar mahasiswa,
ketika sudah lulus dari dunia perkuliahan mereka lebih memilih untuk bekerja di
perusahaan-perusahaan apalagi bekerja di perusahaan multinasional karena upah
yang diberikan cukup menggiurkan. Bagi mereka yang mempunyai kemampuan akademis
yang sangat baik atau memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi, mungkin
mereka beranggapan akan sangat dengan mudah bekerja di perusahaan besar. Tetapi
kenyataanya, dalam (Ahmed, Piers, Beg, & Capretz, 2011), Bolton (1986)
menemukan hasil penelitiannya bahwa 80 persen individu, yang gagal dalam
pekerjaannya, bukanlah dikarenakan keterbatasan akan kemampuan teknikalnya,
justru lebih dikarenakan keterbatasannya menjalin hubungan baik dengan lingkungan
dan individu-individu lain disekitarnya. Dari pernyataan diatas bisa di dapat
bahwa, kesuksesan bukan hanya di dapat dari seberapa kuat atau besar kita dalam
kemampuan teknikal/ akademis. Justru agar dapat sukses di dalam pekerjaan kita
harus kuat atau besar dalam kemampuan non akademis atau dalam kata lain soft skills. Perlunya kemampuan soft skills juga di perkuat oleh hasil
survei yang dilakukan National
Association of Colleges and Employers (NACE) tahun 2002 di Amerika Serikat.
Tapi soft skills yang bagaimana yang
di perlukan oleh perusahaan? Soft skills
itu bermacam-macam dan masih belum dapat teridentifikasikan dengan baik. Hal
ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ruben and De Angelis (1998).
Hasil survei NACE USA (2002) dan Sharma (2009) membuktikan bahwa variasi soft skills masih sangat luas, sekitar
enam puluhan variabel soft skills
masih bisa di klasifikasikan lagi menjadi lebih tepat. Ada beberapa soft skills yang umum yang telah banyak
di ketahui khalayak banyak tentang beberapa soft
skills yang memang harus mutlak dimiliki oleh seorang pelamar kerja.
Seperti, kemampuan berkomunikasi, berbicara di depan publik, dan bekerja sama
dengan tim.
Aurino Rilman Adam Djamaris pernah
melalukan penelitian yang dituliskan dalam Jurnal yang berjudul berjudul “Analisis Faktor Kompetensi Soft skills
Mahasiswa Yang Dibutuhkan Dunia Kerja Berdasarkan Persepsi Manajer Dan HRD
Perusahaan” yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan
kepada 1000 sampel. Responden penelitian tersebut adalah bagian/ departemen
sumberdaya manusia atau manajer di perusahaan lokal skala menengah-besar dan
perusahaan global di wilayah Jawa. Dan hasilnya di dapat enam belas faktor
kompetensi soft skills yang
dibutuhkan oleh dunia kerja berdasarkan persepsi manajer perusahaan yaitu ;
1) Keterampilan
kepemimpinan yang berjiwa wirausaha
2) Kemampuan
komunikasi secara oral
3) Komunikasi
ide efektif dalam tim
4) Keterampilan
kepemimpinan
5) Keterampilan
berpikir dan menyelesaikan masalah dan mengkomunikasikannya
6) Perilaku
positif - emphati
7) Komitmen
organisasional
8) Keterampilan
kepemimpinan tim
9) Keterampilan
proposal usaha
10) Keterampilan
komunikasi non-verbal
11) Keterampilan
melatih
12) Berjiwa
wirausaha dengan etika/perilaku positif
13) Profesionalisme
14) Keterampilan
komunikasi – tanggapan dengan baik
15) Keterampilan
berkomunikasi secara tulisan
16) Keterampilan
kerja dalam tim – pendelegasian
Dari
faktor-faktor di atas menunjukkan bahwa variasi soft skills sangat lah luas.
Dan jika menilik dari faktor diatas bahwa faktor kompetensi yang sangat perlu
sekali dibutuhkan dalam dunia kerja adalah faktor keterampilan komunikasi.
Survei yang dilakukan oleh NACE terhadap
450 pemimpin perusahaan di Amerika membuktikan bahwa terdapat dua puluh nilai
yang harus dikuasai lulusan universitas dalam melamar pekerjaan, dengan urutan
pertama didominasi oleh kemampuan berkomunikasi yang mencapai peringkat 4,89
dari skala 5, diikuti oleh integritas, dan bekerja dalam tim. Pada urutan
ketujuh belas, terdapat standar indeks prestasi kumulatif (IPK) dan diikuti
oleh kemampuan entrepreneurship pada urutan terakhir. Pada dasarnya, syarat
utama pelamar pekerjaan yang dilihat adalah intelektual mereka yang digambarkan
melalui IPK, namun syarat tersebut tentu harus didukung oleh kemampuan yang
sangat mendominasi, utamanya adalah softskills. (http://www.itb.ac.id/news/4297.xhtml).
Bagaimana
pun juga komunikasi adalah kunci dalam dunia kerja. Kemampuan berkomunikasi
akan memudahkan kita dalam pekerjaan dimana tempat kita bekerja. Baik verbal
maupun non-verbal, kemampuan berkomunikasi harus mutlak bagi yang akan atau
sedang bekerja. Selain itu juga, mempunyai keterampilan komunikasi yang baik
dapat bermanfaat bagi kita, seperti contohnya dalam meyelesaikan konflik,
meningkatkan produktivitas, dan membuat rasa nyaman di dalam sebuah kelompok. Selain
keterampilan komunikasi, hasil penelitian tersebut menyinggung betapa
pentingnya juga tentang kepemimpinan. Kepemimpinan sangatlah dibutuhkan apalagi
jika di dalam sebuah tim. Di dalam sebuah tim haruslah ada seorang leader yang harus memimpin bagaimana jalan dari tim
tersebut. Di dalam perusahaan pun sama, kepemimpinan adalah suatu fungsi yang
membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan dan memotivasi bawahannya.
Kepemimpinannya juga sangat berpengaruh terhadap aktivitas sebuah organisasi. Seorang
pemimpin akan menjadi panutan bagi para bawahannya. Apabila seorang pimpinan
perusahaan mempunyai gaya kepemimpinan yang sangat baik dan sesuai dengan apa
yang diharapkan bawahannya, maka perusahaan tersebut akan sangat cepat dan juga
memberikan dampak yang lebih baik terhadap kinerja karyawan . Dan sebaliknya,
apabila perilaku kepemimpinan yang ditampilkan oleh pimpinan perusahaan
tersebut kurang baik dan tidak sesuai dengan apa yang di harapkan bawahannya,
maka akan berpengaruh terhadap perusahaan dan juga kinerja karyawannya.
Enam
belas faktor di atas adalah faktor-faktor kompetensi yang harus dimiliki oleh
calon tenaga kerja. Kita bisa meringkas nya lagi menjadi lebih sederhana untuk soft skills yang harus dimiliki oleh
mahasiwa dan perlu di kembangkan lagi di dalam lingkungan pendidikan tinggi.
Beberapa soft skills tersebut ialah,
keterampilan berkomunikasi (communicative skill), keterampilan berpikir dan
keterampilan menyelesaikan masalah (thinking skill and problem solving skill),
belajar sepanjang hidup dan pengelolaan informasi (life-long learning and
information management) keterampilan secara tim (team work skill), keterampilan
wirausaha (entrepeneur skill), etika, moral dan profesionalisme (ethics, moral
and profesionalism), dan keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill).
Communicative skill, telah disebutkan bahwa keterampilan ini adalah kunci di
dunia kerja. Agar bisa lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan, lebih nyaman
saat bekerja, dan berinteraksi dengan rekan kerja maupun atasan dan bawahan. Di
dalam hidup ini pasti penuh dengan masalah. Setiap orang pasti mempunyai
masalah, apalagi jika di dalam dunia kerja. Bukan hanya satu atau dua yang akan
dihadapi, mungkin ada puluhan masalah yang harus kita hadapi. Disitulah peran
dari thinking skill and problem solving skill untuk menghadapi semua masalah
yang ada. Kita dituntut tenang, kreatif dalam menyelesaikan masalah agar bisa
melanjutkan pekerjaan selanjutnya. Life-long learning adalah sebuah konsep
dimana kita belajar secara berkesinambungan. Dimulai dari kanak-kanak sampai
dewasa bahkan hingga tua nanti. Di dalam life-long learning terdapat proses
penyimpanan informasi yang dimana dibutuhkan information management agar kita
bisa mengatur dan mengolah semua informasi yang di dapat. Manusia dalam
kehidupannya tidaklah bergantung pada diri sendiri. Setiap tindakan yang akan
di lakukan seorang manusia, pasti berhubungan dan membutuhkan orang lain.
manusia selain disebut sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia
dengan kodratnya sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup seorang
diri. Juga di dalam perusahaan ataupun di dalam lingkungan pendidikan, kita
tidak dituntut untuk mengerjakan segala sesuatu oleh masing-masing. Tetapi juga
bekerja secara tim, maka team work skill harus dimiliki. Tak harus bekerja di
sebuah perusahaan, mahasiswa diharapkan bisa membuat lapangan pekerjaan dan
disitulah betapa pentingnya mahasiswa mempunya entrepreneur skill untuk
membuatnya. Ethic, moral and profesionalism sudah sepatutnya dimiliki oleh
setiap manusia terlebih mahasiswa yang ingin terjun di dunia kerja. Dan
terakhir leadership skill adalah salah satu yang bisa mempengaruhi sebuah perusahaan
dan juga para karyawan perusahaan tersebut. Karena gaya kepemimpinan seorang
pimpinan perusahaan lah yang akan menjadi panutan bagi para bawahannya yang
nanti nya akan berdampak pada perusahaan itu sendiri.
SOFT SKILLS
DALAM KEWIRAUSAHAAN
Bagi mahasiswa setelah lulus dari
dunia perkuliahan, umumnya mereka ingin melanjutkan untuk kerja di perusahaan.
Apalagi di perusahaan ternama di perusahaan multinasional. Tetapi tak
segelintir mahasiswa, yang ingin membuat lapangan pekerjaan. Beberapa mahasiswa
ada yang membuat lapangan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmunya di
pendidikan tinggi. Tapi tak jarang juga ada mahasiswa yang membuat lapangan
pekerjaan diluar dari disiplin ilmunya. Ada banyak definisi tentang
kewirausahaan. Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha.
Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah
berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu.
Sedangkan Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah seorang inovator
yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui
kombinasi-kombinasi baru. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan
dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994). Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar. (Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995). Sedangkan menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer (1993:5) adalah: “An
entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and
uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities”.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa, kewirausahaan
adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh seseorang, melakukan bisnis baru,
dengan menggunakan ide kreatif, memanfaatkan peluang, dan berkutat dengan
resiko.
Komponen soft skills yang dibutuhkan bagi seseorang yang akan membuat
lapangan pekerjaan, umumnya hampir sama dengan apa yang harus dimiliki oleh
seseorang yang akan bekerja. Tetapi memang ada beberapa komponen lagi yang
memang harus mutlak dimiliki oleh seorang wirausahawan. Setelah di jelaskan di
awal, bahwa kesuksesan seseorang adalah dari kemampuan soft skills yang dimiliki seseorang tersebut. Penelitian yang
dilakukan oleh negara-negara maju seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada,
ada 23 komponen soft skills yang harus
dimiliki oleh tenaga kerja maupun wirausahawan. Ke 23 komponen tersebut ialah;
1) Inisiati, 2) Etika/Integritas, 3) Berpikir Kritis, 4) Kemauan Belajar, 5)
Komitmen, 6) Motivasi, 7) Bersemangat, 8) Dapat diandalkan, 9) Komunikasi
lisan, 10) Kreatif, 11) Kemampuan analitis, 12) Dapat mengatasi stress, 13)
Manajemen diri, 14) Menyelesaikan persoalan, 15) Dapat meringkas, 16)
Kooperatif, 17) Fleksibel, 18) Kerja dalam tim, 19) Mandiri, 20) Mendengarkan,
21) Tangguh, 22) Beragumentasi logis, 23) Manajemen waktu (Sailah, 2007:11).
Selain dari 23 komponen soft skills
diatas, bagi seorang wirausaha harulah memiliki soft skills yang memang sangat dibutuhkan. Kemampuan soft skills ini sangatlah penting bagi
kesuksesan seorang wirausaha dalam membangun bisnisnya. Kemampuan soft skills tersebut ialah, communication skills, marketing skills,
negotiation skills, creative, relation building dan public speaking skills. Communication skills memang adalah kunci
bagi seseorang di dunia kerja. Kemampuan ini adalah kunci dari semuanya. Jika
kita bisa berkomunikasi dengan baik, kita akan mampu beradaptasi dengan situasi
apapun yang terjadi di perusahaan ataupun sebuah bisnis baru. Marketing skills
dibutuhkan karena di dalam membuat usaha, kita haruslah perlu dalam menjajakan
sebuah produk yang kita tawarkan. Kemampuan marketing skills ini memanglah
sulit, karena dalam kemampuan ini kemampuan dalam mengajak dan mempengaruhi
seseorang agar mengalihkan perhatiannya kepada kita itu memerlukan keahlian
khusus. Maka dari itu kemampuan itu harus di asah dan dikembangkan sebelum kita
membuat usaha. Berpikir kreatif juga sangat perlu di dalam dunia usaha. Karena
kita tidak akan selalu menawarkan satu produk. Keragaman dari produk terbukti
bisa menaikan kesuksesan di dalam usaha. Selain itu, berpikiri kreatif juga
diperlukan dalam menyelesaikan sebuah masalah dengan cepat dan tepat. Membangun
sebuah relasi juga bukan perkara yang mudah sebenarnya. Tapi jika kita sudah
menguasi keterampilan berkomunikasi makan akan mudah dalam membangun relasi.
Semakin banyak relasi, makan semakin besar peluang kesuksesan kita dalam
berwirausaha. Negotiation skills, kemampuan ini sangat berhubungan dengan
kemitraan atau networking. Kemampuan ini sangat menentukan keberhasilan dari
sebuah proyek. Dalam negosiasi perlu ketegasan, kegigihan, dan kejelasan dari
proyek yang kita tawarkan. Keterampilan berbicara di depan umumnya adalah salah
satu faktor yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dalam menawarkan
produk, kita tidak akan hanya menawarkan kepada satu orang saja, melainkan
kepada banyak orang. Dalam keterampilan berbicara di depan publik haruslah
mempunyai persiapan yang matang, agar dalam berbicara di depan publik berjalan
dengan lancar dan tanpa hambatan. Dalam kemampuan ini persiapan mental juga salah
satu yang harus diperhatikan, karena mental memegang perananan penting dalam
berbicara di depan publik.
KESIMPULAN
Pada umumnya, mahasiswa yang telah
lulus dari dunia pendidikan tinggi lebih banyak memilih untuk bekerja di
perusahaan. Tetapi tak segilintir mahaiswa, yang memilih untuk membuat lapangan
pekerjaan. Sebuah kesuksesan memang tidak akan didapat secara mudah. Di dalam
proses mencapai kesuksesan apalagi sukses di dunia kerja itu membutuhkan
beberapa faktor. Kemampuan teknikal/ akademis saja tidak cukup untuk
menunjukkan kesuksesan di dunia kerja. Kemampuan non akademis adalah satu
faktor fundamental di dalam kesuksesan di dunia kerja. Kemampuan non akademis
itu biasa disebut soft skills dan
kemampuan teknikal/ akademis biasa disebut hard skills. Hard skills dan soft skills merupakan paduan yang harus
terintegrasi dengan baik. Hard skills bisa di dapat di dunia pendidikan formal.
Sedangkan soft skills di dapat bisa
melalui pendidikan formal dan di luar pendidikan formal. Kemampuan soft skills memang sangatlah banyak.
Variabel-variabel nya masih belum bisa teridentifikasikan dengan baik. Tapi
bagi kita seorang mahasiswa yang akan bekerja maupun membuat lapangan pekerjaan
harus memiliki dan perlu mengembangkan kemampuan soft skills baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan
sehari-hari. Bagi para calon tenaga kerja, ada beberapa soft skills yang harus diperhatikan. Kemampuan tersebut antara lain
; keterampilan berkomunikasi (communicative skill), keterampilan berpikir dan
keterampilan menyelesaikan masalah (thinking skill and problem solving skill),
belajar sepanjang hidup dan pengelolaan informasi (life-long learning and
information management) keterampilan secara tim (team work skill), keterampilan
wirausaha (entrepeneur skill), etika, moral dan profesionalisme (ethics, moral
and profesionalism), dan keterampilan kepemimpinan (leadership skill). Selain
itu bagi para calon wirausahawan harus mempunyai beberapa soft skills. Beberapa soft
skills tersebut ialah; communication
skills (kemampuan berkomunikasi),
marketing skills (kemampuan pemasaran)
, negotiation skills (kemampuan bernegosiasi), creative (kreatif),
relation building (membangun relasi) dan public speaking skills (kemampuan berbicara di depan publik.
Kemampuan soft skills di atas harus
lah dimiliki bagi mahasiswa yang akan bekerja ataupun berwirausaha. Hal itu
dimaksudkan untuk mencapai kuseksesan di masing bidang-bidang yang digeluti
mahasiswa tersebut entah menjadi tenaga kerja maupun sebagai wirausahawan.
DAFTAR PUSTAKA
Aurino
Rilman Adam Djamaris, Analisis Faktor
Kompetensi Soft skills Mahasiswa Yang Dibutuhkan Dunia Kerja Berdasarkan
Persepsi Manajer Dan HRD Perusahaan, Jurnal Manajemen Volume
XVII/02/Juni/2013
Setya
Widyawati, Pengembangan Soft Skills Dalam
Pendidikan Sebagai Bekal Kewirausahaan, Jurnal Seni Budaya,Volume 9 No.1
2011
Hardi
Utomo, Kontribusi Soft Skills Dalam
Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan, Vol. 3 No. 5 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar